Rabu, 11 Juni 2008
Tears of the sky (The Beginning)
Doaku kepada Tuhan. Salib itu memandang dingin. Aku hanya memandangnya dengan iman. Percaya bahwa yang kulakukan ini benar. Entah apa iman itu? Melakukan yang kupercaya benar atau melakukan yang kupercaya sebagai kebenaran? Melakukan perintahNya atau perintah yang kupercaya sebagai perintah dariNya? Hati yang terdogma ini tak ubahnya seorang bagai seorang sales yang terus mengoceh bahwa apa yang kulakukan ini adalah benar. Namun hati kecilku terus meminta maaf kepadaNya. Inikah dosa yang sebenarnya? Selama ini orang memandangku sebagai imam suci. Aku mengucapkan kaul kemurnian dan kesucian ketika ditahbiskan. Bersumpah untuk hidup suci dan sejauh mungkin dari dosa. Sayangnya setelah itu, aku malah semakin tidak tahu kapan tindakanku berdosa atau tidak. Setahun yang lalu surat perintah itu datang langsung dari pusat. Sepertinya pusat sudah melihat latar belakang dan sejarahku. Seorang pemuda yang mendapatkan pencerahan dan berpindah kepercayaan dari seorang muslim memeluk iman kristiani. Lima tahun kemudian setelah pendidikan di seminari ditahbiskan menjadi imam. Orang-orang memanggilku Romo Muhammad, sebuah paradoks yang sangat kontras. Hal yang kupercaya sebagai iman itulah yang membimbingku pada nasib ini. Berangkat pergi meninggalkan umat-umatku. Aku tahu aku akan belajar. Aku memang belajar di sana, namun yang kupelajari di sana adalah imanku yang dahulu. Iman yang dibawakan nabi yang memiliki nama yang sama denganku. Mulai dari konsep KeTuhanan, Tauhid, Syariah, hingga Sufi. Aku belajar tentang Sholat, anehnya lengkap dengan prakteknya. Aku belajar tentang Al-Qur'an, semuanya 32 Jus. Aku belajar tentang dunia arab, latar belakang sejarah, etos budaya lengkap dengan pengetahuan tentang tata cara naik haji. Aku tidak pernah mengetahui untuk apa aku melakukannya, aku hanya berpikir, oh barangkali setelah ini aku juga akan belajar tentang Budha, Hindu dan agama-agama yang lainnya juga sehingga wawasan yang ada padaku bertambah, tetapi ternyata tidak. Semua itu dipersiapkan secara khusus untuk sebuah misi. Setelah pengetahuanku tentang islam dianggap cukup, dogma Kristiani kembali ditanamkan dengan ekstrem kepadaku. Sehingga yang ada di kepalaku adalah doktrin yang layaknya seorang tentara. Aku yang sudah dipersiapkan secara khusus diperintahkan kembali ke negaraku, mendampingi seorang wanita. Wanita untuk sebuah misi khusus dengan kode 4D4M N ElVA.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar