Rabu, 11 Juni 2008

Tears of the sky (The Reporter)

Aku berhenti menulis artkel itu. Rasanya berat menulisnya. Inilah beban moral seorang wartawan. Di satu sisi aku hanya ingin mengungkap kebenaran tetapi di satu sisi memang kadang tidak setiap orang siap untuk menerima kebenaran itu. Aku memandang meja kerjaku. Semua data-data tertulis yang sudah kukumpulkan sejak beberapa hari yang lalu berserakan di atasnya. Data-data itu hanya aka menjadi sampah kalau aku tidak meneruskan artikel itu dan mengirimkannya ke meja redaksi. Berita ini pasti heboh. Aku bayangkan artikel ini menjadi headline di surat kabarku besok Pernikahan Kembali Da'i idola, Sebuah Konspirasi Keagamaan. Kupandang jam dinding di sudut ruangan, Jam 12 malam lebih 45 menit. Sebentar lagi jam 1. Bisa dipastikan sampai besok pasti aku tidak tidur. Aku lihat jadwalku untuk besok. Betapa padatnya.
Jam 07.15, Ada janji dengan Ibu dari Muhammad Subail. Salah satu korban Sodomi dan Mutilasi
Jam 09.00, Aku harus menyerahkan artikel tentang yang aku tulis ini
Jam 10.00, Ke istana negara. Aku harus meliput demo yang dilakukan oleh orang-oang FPI
Jam 10.45, Aku ada janji dengan Dokter Forensik di RS Dr. Sutomo.
Jam 11.12, Membeli tiket untuk berangkat kembali ke Roma

Tidak ada komentar: