Tengah malam menjelang subuh, terjadi kekacauan di arena Makrab. Beberapa peserta Makrab berteriak-teriak, mengoceh tak karuan. Panitia panik setengah mati, mereka sama sekali tidak menyangka, kalau bakal terjadi kesurupan massal. Semua peserta dibangunkan. Angin yang tadinya pelan tiba-tiba berhembus kencang.
Peserta yang kesurupan langsung dibawa ke ruang P3K. Kontan panitia P3K bingung. Kalau soal luka atau kecelakaan biasa sih mereka bisa atasi, tapi kalau kesurupan massal mau diobati pakai apa coba? Aku terbangun gara-gara badanku diguncang keras oleh Noel.
“Nung bangun, disuruh kumpul di luar”, Noel lalu mengenakan jaketnya setelah melihatku bangun.
“Ada apa?”, Aku sempat mendengar teriakan-teriakan histeris dari luar .
“Banyak yang kesurupan.....”, jawab Noel secepatnya. Aku langsung mengenakan jaketku, lalu cepat-cepat keluar tenda. Di luar tenda, hawa mistis yang luar biasa langsung bisa kurasakan. Pikiranku langsung tertuju ke tenda teman-teman perempuan, mudah-mudahan semuanya baik-baik saja.
Rupanya keadaan tak sebaik yang diharapkan. Echa kesurupan, badannya mengejang keras. Mulutnya meracau bahasa aneh. Matanya melotot, dan suara yang terdengar dari mulutnya itu bukan suara aslinya. Nina, Ike, Rena, Ella, dan Hesti yang baik-baik saja jadi ketakutan. Farid dibantu Noel coba memegang tangan Echa, tapi keduanya malah dihempas ke belakang. Edwin, Aku, juga Aji kemudian turut membantu. Echa dibawa ke tenda P3K. Lima orang pria menahan seorang perempuan berbadan kurus itu bukan hal yang wajar. Di ruang P3K juga ada 15 orang lagi yang mengalami nasib sama dengan Echa. Ruang P3K sudah cukup penuh dengan kepanikan panitia di dalamnya.
Minggu, 27 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar